Hanya karena Dinilai Kurang Lakukan Panggilan Video, Kim Jong Un Eksekusi Menterinya

Sabtu, 10 April 2021 | 21:05
France 24

Kim Jong Un berpose dengan seragam militer.

GridHype.ID - Pemimpin Korea Utara ini memang sejak dulu terkenal kejam.

Ya, banyak kabar yang menyebut Kim Jong Un tak segan mengeksekusi bawahannya jika membuat sebuah kesalahan.

Baru-baru ini, Kim Jong Un dilaporkan mengeksekusi menterinya karena kurang mengadakan panggilan video.

Baca Juga: Ngotot Bakal Jalankan Program Senjata Nuklir, Rahasia Rezim Kim Jong Un Dibongkar Pembelot Sekaligus Mantan Diplomat Korut

Si pejabat tinggi di lingkungan kementerian pendidikan karena laporannya tak memuaskan, berujung penyelidikan.

Penyelidikan itu digelar oleh Departemen Panduan dan Organisasi (ODG) terhadap Kementerian Pendidikan Tinggi, dikutip Daily NK.

Disebutkan, kementerian pendidikan itu tidak cukup bagus dalam menerapkan Undang-undang Pendidikan Jarak Jauh.

"ODG melakukan investigasi karena kementerian gagal berkembang, dan ada yang mengkritik kebijakan pemerintah," ulas Daily NK.

Diduga, para pejabat mengkritik beban kerja mereka terlalu berat.

Bahkan tidak mendapat sumber daya yang cukup.

Baca Juga: Kim Jong Un Akan Hukum Rakyatnya yang Ketahuan Nikmati Hiburan Korea Selatan, Bisa Dipenjara Hingga 15 Tahun

Penyelidik juga menemukan bahwa para pejabat itu diketahui gagal menjalankan panggilan video yang cukup.

Setelah Kim Jong Un mengeksekusi mati si menteri,

kementerian itu "diatur ulang" dan dipimpin Ri Guk Chol, Presiden Universitas Kim Il Sung.

Dilansir Daily Mirror Jumat (9/4/2021), salah satu kebijakan baru adalah supaya pembelajaran lebih banyak dilakukan lewat video.

Ini bukan pertama kalinya bagi Kim generasi ketiga membunuh pejabat Korea Utara yang dianggap tidak cakap.

Baca Juga: Kim Jong Un Alami Obesitas, Selama 8 Tahun Terakhir Berat Badannya Bertambah Hingga 50 Kg

Tahun lalu, dia dikabarkan mengumpankan salah satu jenderalnya ke sekawanan piranha, dan menembak mati para pejabatnya.

Eksekusi dilakukan setelah pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump di Hanoi, Vietnam, pada 2019 gagal.

(*)

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber Kompas, Daily Mirror